Point of view atau yang biasa kita sebut dengan sudut
pandang. Sebelum nulis cerita, sebaiknya kita menentukan sudut
pandangnya terlebih dahulu. Point of view yang umum digunakan oleh
penulis pemula kaya gue mungkin ada dua, pertama menggunakan sudut
pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Kita bahas
satu-satu ok.
- Sudut pandang orang pertama.
Sudut pandang orang pertama dicirikan dengan penggunaan kata “aku”,
cerita biasanya diceritakan oleh narator yang merupakan tokoh utama.
Selain kata “aku”, bisa juga menggunakan kata “saya”, “gue”, “gua”, dll.
Contohnya seperti yang ada disalah satu cerbung gue yang judulnya “Twintail.”
Aku menatap wajah anak itu sebentar dan anak itu melihat
kearahku sambil tersenyum, segera ke palingkan wajahku dan mempercepat
laju motor. “Setan bukan sih?” pikirku.
Penggunaan sudut pandang orang pertama ini memiliki keuntungan bisa
lebih dekat dengan para pembaca. Pembaca seolah-olah masuk ke dalam
cerita dan menjadi tokoh utamanya. Tapi sudut pandang orang pertama juga
memiliki kelemahan, ia tidak bisa menceritakan sesuatu yang tidak
dialaminya, tidak dilihatnya, atau tidak disekitarnya.
Contoh:
Sesampainya dirumah aku langsung merebahkan tubuhku dikasur,
memikirkan kejadian disekolah tadi. Cantik banget kamu Sin, apalagi
suaranya ngangenin, kira-kira sekarang kamu lagi ngapain ya.
Ternyata dirumah Sinka, iapun sama sedang memikirkan kejadian
yang dialaminya disekolah. Sinka selalu senyum-senyum sendiri saat
mengingat kejadian itu. “Vito… Vito…” dengan segera Sinka menutup
mukanya dengan bantal karna malu.
Diatas merupakan contoh yang salah, bagaimana si tokoh utama tau jika
Sinka sedang memikirkan kejadian yang dialaminya disekolah? Jelas-jelas
ini contoh yang salah. Terkadang gue juga nemuin beberapa kalimat yang
seperti itu di beberapa cerita di blog gue. Bagaimana si tokoh utama tau
kejadian itu sedangkan si tokoh utama tidak ditempat itu.
Jika ingin menceritakan kejadian itu tetapi si tokoh utama sedang
tidak berada ditempat kejadian, kalian bisa ubah dengan menggunakan
perantara.
Contoh:
Sesampainya dirumah aku langsung merebahkan tubuhku dikasur,
memikirkan kejadian disekolah tadi. Cantik banget kamu Sin, apalagi
suaranya ngangenin, kira-kira sekarang kamu lagi ngapain ya. Lagi
asik-asiknya mengingat-ngingat kejadian yang tadi, tiba-tiba handphoneku
berbunyi, disana tertulis nama Naomi.
“Hey Vit,” ucap Naomi.
“Ada apaan kak? tumben nelfon,” jawab gue.
“Kamu tadi disekolah habis ngapain Sinka?” tanya Naomi.
“Ga ngapa-ngapain kok, emang Sinka kenapa?” tanya gue.
“Dia dari tadi senyum-senyum sendiri mulu, terus sesekali mukanya ditutupin bantal, kaya malu gitu,” ucap Naomi.
Nah dengan menggunakan dialog sebagai perantara, kalian bisa
mengetahui kejadian ditempat si tokoh utama tidak berada. Dengan begitu
kita ga melanggar aturan penggunaan sudut pandang orang pertama, tetapi
masih bisa mengetahui kejadian ditempat lain meskipun si tokoh utama
tidak ada disana.
- Sudut pandang orang ketiga
Sudut pandang orang ketiga, gue paling suka menggunakan sudut pandang
orang ketiga, dalam beberapa cerpen atau cerbung yang gue buat. Di
sudut pandang orang ketiga ini, kita lebih leluasa daripada sudut
pandang orang pertama. Disini kita bisa dianggap seperti “dewa”, kita
bisa tahu kejadian apapun meskipun tokoh utama tidak ada disana. Ciri
dari penggunaan sudut pandang orang ketiga itu si tokoh disebutkan
dengan nama.
Contoh:
Setelah melihat kejadian yang dilakukan ayahnya kepada
ibunya, Sinka berlari ke dalam kamarnya, ia bersembunyi didalam lemari.
Beres membunuh istrinya, sekarang Ayah Sinka berjalan menuju kamar anak
semata wayangnya itu, dengan pisau ditangan kanan serta minuma keras
ditangan kiri, sang Ayah berjalan ke kamar anaknya.
“Sinka!!! Dimana kamu!? Jangan coba lari nak!” ucap Ayah Sinka.
Dengan sudut pandang orang ketiga ini, kita bisa masuk ke dalam
kejadian apapun. Menurut gue cerita ini sangat cocok buat kisah seperti
petualangan, tapi jika kisah percintaan ingin disampaikan dengan sudut
pandang orang ketiga, sah-sah saja menurut gue.
Gue rangkum perbedaan yang paling mencolok dari sudut pandang orang ketiga dan sudut pandang orang pertama.
Sudut pandang orang pertama:
- Apa yang diceritakan sangat terbatas, hanya yang tokoh utama lihat, tokoh utama rasakan, dan yang ada disekitaran si tokoh utama saja yang bisa diceritakan.
- Paling dekat kepada pembaca, jadi si pembaca seolah-olah ikut mengalami setiap adegan yang ada dicerita tersebut.
- Sangat cocok untuk cerita yang fokus kepada satu karakter saja.
Sudut pandang orang ketiga:
- apa yang diceritakan tidak terbatas, si penulis bagaikan dewa dalam ceritanya. Bisa menceritakan kapan dan dimana saja.
- Tidak begitu terasa dekat dengan pembaca.
- Sangat cocok untuk cerita yang mengandalkan banyak karakter.
Selain penggunaan sudut pandang orang pertama dan ketiga, ada penggunaan sudut pandang yang cukup populer yaitu sudut pandang orang pertama bergantian.
Jadi kita bisa menceritakan satu kejadian dalam sudut pandang dua orang
yang berbeda. Contohnya seperti disalah satu cerpen gue yang berjudul “Gemini (Si Kembar yang Patah Hati)”, diawal gue pake sudut pandang Shinta lalu berubah menjadi sudut pandang Sinka.
Contoh sudut pandang orang pertama bergantian:
Sudut pandang Sinka
Solaria Istana Plaza Bandung, ya ini tempatnya. Kulihat
beberapa meja untuk menemukan orang yang kucari. Disudut ruangan
terlihat seorang pria duduk sendirian sambil memainkan smarthphonenya.
Kemeja hitam, dengan jaket berwarna putih ya tidak salah lagi dia
orangnya. Kuberanikan diri untuk menghampirinya.
“Ardhi kan?” tanyaku.
“Iya, kamu yang namanya Sinka?”
Aku hanya mengangguk mendengar pertanyaannya, dia memandangiku dari atas sampai bawah, Mmm… apa yang dipikirkannya?
“Eh… Boleh duduk?” tanyaku.
“Oh silahkan,” jawab Ardhi.
Sumpah ini cowok ganteng banget. Oh Tuhan, sepertinya aku bernar-benar jatuh cinta kepadanya.
Sudut pandang Ardhi.
Huh… lama banget sih orang itu, gue paling ga suka sama yang
namanya nunggu. Lagi asik-asiknya main CoC di handphone, tiba-tiba
datang seorang cewek ke meja gue.
“Ardhi kan?” tanya dia.
“Iya, kamu yang namanya Sinka?” ucap gue.
Kok yang namanya Sinka gini? Perasaan di foto yang diliatin
temen gue, ga kaya gini deh. Kemeja biru, kacamata tebel, bawa buku-buku
lagi, lah ini anak freak banget kayanya.
“Eh… Boleh duduk?” tanya Sinka tiba-tiba
“Oh silahkan,” jawab gue sekenanya.
Ah bangke tuh si Vino, katanya temennya cakep, terus modis,
lah ini beda jauh sama yang difoto. Semoga hari ini cepat berakhir deh.
Yup diatas salah satu contoh lagi tentang penggunaan sudut pandang orang pertama bergantian. Sudut
pandang ini sekarang cukup populer juga digunakan untuk cerpen-cerpen
ringan. Misalnya disatu cerita yang menggunakan sudut pandang orang
pertama bergantian, cerita itu mengenai sang detective Sherlock Holmes
dan si pencuri Arsene Lupin. Pasti seru kan jika cerita itu diceritakan
dari dua sudut pandang yang berbeda, dari sudut pandang si detective
pintar Sherlock Holmes dan dari sudut pandang si pencuri cerdik Arsene
Lupin. Berminatkah kalian membuat cerita dengan cara sudut pandang ini?
Ok udah dulu ye sharing-sharingnya, next time kita bahas yang lain.
Oiya kalau yang mau sharing di kolom komentar juga boleh, udah dulu ya,
bye… bye…
Tolong gunakanlah bahasa yang baik, sopan, no 18+ :v dan jangan spam di sini. Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon