Tanda Kutip Dalam Dialog


Tanda kutip mungkin, mmm… mungkin “EYD” yang paling sering digunakan dalam pembuatan cerita fiksi. Gue akui, gue juga sering salah dalam penggunaannya, tapi makin sini gue mulai belajar penggunaan tanda kutip yang baik dan benar.

Memang sih dulu saat masih SD pernah belajar penggunaan tanda kutip yang baik dan benar tapi apa daya otak sudah lupa, asal bablas nulis aja tanpa perhatiin hal sekecil ini. Saat kita jadi penulis hal ini wajib banget diperhatikan, jangan sampai didepak editor gegara masalah tanda kutip doang, hehehe. Nah disini gue mau sharing penggunaan tanda kutip yang baik dan benar, gue kasih contohnya juga kok biar gampang paham.

Harus memakai huruf kapital pada kata pertama.
Contoh:
    • Kamu mau kemana?”
    • Jangan begitu. Itu tidak baik.”
Harus menggunakan koma untuk memisahkan kutipan langsung dan “siapa yang berbicara”
Contoh:
    • Anjasmara berkata, “Siapa kamu? Berani-beraninya kamu menatapku seperti itu.”
    • Angga berbisik di telinga Amanda, “Aku mencintaimu.”
Tidak menggunakan tanda koma jika “siapa yang berbicara” diletakkan di belakang dan didahului tanda seru dan tanda tanya
Contoh:
    • “Aku muak melihatmu!” jerit Amanda sambil berlari.
    • “Siapa wanita itu?” tanya Ibu kepada Ayah.
Kita menggunakan koma jika “siapa yang berbicara” diletakkan di belakang kutipan dan tidak ada tanda tanya dan tanda seru.
Contoh:
    • “Jangan pulang kalau kamu tidak menang,” kata Pak Ali tegas dan mantap.
    • “Aku mencintaimu,” jerit Adi dari kejauhan.
Kita tidak perlu memakai koma jika tidak ada unsur “siapa yang berbicara”
Contoh:
    • “Aku memang pelacur.” Amanda menangis tersedu-sedu. “Tapi aku tetap wanita biasa.”
    • “Entahlah, Bu.” Pak Bardi menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. “Aku sendiri juga bingung menghadapi dirinya.”
Kita memakai koma, jika “siapa yang berbicara” diapit oleh bagian pembicaraannya jika “siapa yang berbicara” diikuti oleh gerakan-gerakan dan awal kata pada kutipan kedua tidak memakai huruf kapital.
Contoh:
    • “Aku memang pelacur, “ Amanda berkata sambil menangis tersedu-sedu, “tapi aku tetap wanita biasa.”
    • “Entahlah, Bu,” kata Pak Bardi pelan ketika menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, “aku sendiri juga bingung menghadapi dirinya.”
Kita tidak memakai koma, jika “siapa yang berbicara” diapit oleh kutipan, tetapi kutipan berikutnya bukan merupakan bagian dari kutipant terdahulu.
Contoh:
    • “Majulah kalau kamu berani,” kata Bandi. “Kamu pikir aku takut sama kamu.”
    • “Jangankan Nancy. Bahkan Monica bisa aku jadikan pacar dengan mudah,” seru Christop sambil menepuk dada. “Siapa, sih, yang tidak tidak tahu Christop. Playboy cap tangan tiga.”
Udah dulu ye, ketemu di sharing-sharing selanjutnya, bye! bye!
Previous
Next Post »

Tolong gunakanlah bahasa yang baik, sopan, no 18+ :v dan jangan spam di sini. Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Terima kasih untuk komentarnya :v